Pemerintah Indonesia menerima sertifikat dari Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) untuk wayang, keris, dan batik di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat,
Penyerahan dilakukan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa kepada Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono. Hadir juga pada acara tersebut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik.
Agung Laksono menyambut hasil positif yang dicapai oleh Indonesia. "Sekarang batik, keris, dan wayang juga menjadi warisan budaya dunia."
Agung juga meminta masyarakat tidak hanya bisa menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa namun juga memanfaatkannya untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.
Dia menargetkan ada tiga mata budaya yang bisa dinominasikan setiap tahunnya dari sebelumnya yang hanya satu mata budaya.
Salah satu mata budaya yang dijadikan prioritas pada 2010 adalah Angklung. Nominasi angklung sudah dikirimkan ke UNESCO pada 2009. Mei nanti UNESCO akan melakukan penilaian terhadap angklung. Diharapkan September atau Oktober 2010, angklung bisa masuk ke dalam daftar representatif.
Berikutnya pemerintah akan memprioritaskan mata budaya yang berasal dari ujung barat dan timur Indonesia. Salah satunya adalah tari Saman dari Nangroe Aceh Darussalam. "Pada 11 Februari nanti tim peneliti berangkat ke Nangroe Aceh Darussalam untuk menyusun berkas nominasi tari Saman."
Saat konferensi pers, Jero Wacik mengatakan, cara melestarikan batik adalah dengan sering menggunakannya. Saat ini instansi pemerintah sudah mewajibkan penggunaan batik oleh karyawan dua kali dalam seminggu.
Hal yang sama juga telah diterapkan di sekolah dan di perusahaan swasta. "Bagian yang terberat adalah bagaimana cara memasyarakatkan keris dan wayang."
Batik secara khusus mengandung nilai ekonomi yang tinggi. "Setidaknya batik menyumbang 2 persen hingga 3 persen Produk Domestik Bruto," ungkap Mari Elka Pangestu.
Selain itu, Mari juga meminta agar kegiatan ekonomi kreatif sehubungan dengan batik dapat terus dikembangkan. "Batik tidak hanya berkembang sebagai baju resmi namun juga sebagai fashion kontemporer." (sumber: Tempointeraktif.Com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar